bismillahirrahmanirrahim

Berjalan adalah hal yang paling mudah dilakukan jika kita termasuk manusia yang beruntung mendapatkan sepasang kaki yang normal dari Allah SWT. Sayangnya, tidak banyak diantara kita yang tahu bagaimana cara berjalan yang baik. Ingin tahu bagaimana cara Rasulullah SAW tercinta berjalan. Simaklah hal-hal berikut ini:

  1. Langkah kaki beliau mantap
  2. Postur tubuh beliau ketika melangkah tegap dan kuat seperti orang yang berjalan menuruni perbukitan
  3. Beliau mengangkat kakinya ketika berjalan, tidak diseret.
  4. Walaupun tegap dan kuat, gerakan beliau tetap terkesan santun dan tidak sombong
  5. Cara berjalan beliau melambangkan langkah orang yang memiliki tekad tinggi, visioner dan gagah berani

Jadi, siapkah kita sekarang juga mengubah gaya berjalan kita seperti beliau?

alhamdulillahirabbilalaminReferensi:

  1. Sahabat Anas Radhiallahuanhu, menceritakan : “Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam orangnya berpostur sedang, tidak tinggi ataupun pendek, fisiknya bagus. Warna kulitnya kecoklatan. Rambutnya tidak keriting, juga tidak lurus. Apabila berjalan, beliau berjalan dengan tegak (Hadist Shahih asy-syamail no 2)
  2. Sahabat Ali bin Abi Thalib Radhiallahuanhu, juga memberikan gambaran tidak berbeda: “Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam orangya tidak tinggi juga tidak pendek (sekali..) Jika melangkah, beliau berjalan dengan tegak layaknya orang yang sedang menapaki jalan menurun. Aku belum pernah melihat orang seperti beliau sebelum atau setelahnya. (Hadist shahih, Mukhtashar asy-Syamail no 4
  3. lihat Ibnul Qayyim dalam Zadul ma’ad 1/167
  4. Imam as-SuyuthiRadhiallahu anhu mengatakan :’Perlu diketahui, tuntutan agama tidaklah seperti it. yang tepat ialah tata cara yang telah dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam dan para sahabat, dilanjutkan oleh generasi Slafus Shalih. Sungguh, penghulu generasi terdahulu dan generasi belakangan (Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam) jika berjalan, mereka berjalan dengan tegap seolah-olah berjalan dari arah ketinggian” (Al amru bi lit-Tiba’a hlm 193).
  5. http://dianbilqis.multiply.com/journal/item/13
Kesempurnaan yang dimiliki Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam tidak hanya bersifat ruhani semata. Secara jasmani pun, Beliau memiliki kesempurnaan. Salah satu yang bisa kita lihat, yaitu cara Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam berjalan dalam mengayunkan kedua kakinya. beliau memiliki langkah yang mantap, postur yang tegap, kuat layaknya orang yang berjalan menuruni perbukitan dari arah ketinggian.

Sahabat Anas Radhiallahuanhu, menceritakan :
“Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam orangnya berpostur sedang, tidak tinggi ataupun pendek, fisiknya bagus. Warna kulitnya kecoklatan. Rambutnya tidak keriting, juga tidak lurus. Apabila berjalan, beliau berjalan dengan tegak (Hadist Shahih asy-syamail no 2)

Shabat Ali bin Abi Thalib Radhiallahuanhu, juga memberikan gambaran tidak berbeda:
Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam orangya tidak tinggi juga tidak pendek (sekali..) Jika melangkah, beliau berjalan dengan tegak layaknya orang yang sedang menapaki jalan menurun. Aku belum pernah melihat orang seperti beliau sebelum atau setelahnya. (Hadist shahih, Mukhtashar asy-Syamail no 4)

Maknanya beliau mengangkat ke dua kakinya dari permukaan tanah dengan tarikan kuat, namun tetap santun tidak menunjukkan kesombongan. Cara berjalan seperti itu merupakan gaya langkah orang-orang yang memiliki tekad tinggi, berita-cita luhur lagi gagah berani. Selain itu, ia merupakan cara berjalan yang baik dan memberikan perasaan paling nyaman bagi anggota tubuh.

Sebaliknya, gaya berjalan sangat lamban hingga gerakannya bak batang pohon yang dipikul saking beratnya, kurang semangat dalam bergerak bak orang mati, cara demikian ini tercela. Begitu pula dengan cara berjalan terlalu cepat, tak beraturan tanpa perhitungan juga merupakan cara berjalan yang buruk, menunjukkan orang tersebut kurang akalnya. Apalagi bila sembari dengan sering menengok ke kanan atau ke kiri. (lihat Ibnul Qayyim dalam Zadul ma’ad 1/167)

cara berjalan Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam ini semestina menjadi panutan kita. Akan tetapi ironisnya, ada sejumlah orang yang disebut ahli ibadah, ia memiliki cara berjalan kontradiktif dengan ketegapan Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam. Ahli ibadah ini mempertomtonkan gerak yang lemah lunglai, lesu tanpa tenaga menampakkan rasa malas-malasan dalam berjalan maupub berbicara. Supaya orang lain menilainya sebagai orang yang suka beribadah pada malam hari, sering berpuasa pada siang harinya dan ahli wara’.

Imam as-SuyuthiRadhiallahu anhu mengomentari cara berjalan”ahli ibadah” yang sperti itu. Katanya :’Perlu diketahui, tuntutan agama tidaklah seperti it. yang tepat ialah tata cara yang telah dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam dan para sahabat, dilanjutkan oleh generasi Slafus Shalih. Sungguh, penghulu generasi terdahulu dan generasi belakangan (Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam) jika berjalan, mereka berjalan dengan tegap seolah-olah berjalan dari arah ketinggian” (Al amru bi lit-Tiba’a hlm 193).

Ada sebuah kisah menarik, adalah asy-Syifa’ binti Abdillah pernah menyaksikan sejumlah pemuda yang berjalan lambat, maka ia pun melontarkan: “Siapakah mereka itu?” Orang-orang menjawab :”Mereka adalah ahli ibadah,” maka beliau menimpali:”Dulu, demi Allah, jika Umar berbicara suaranya terdengar. Jika berjalan, ia cepat. Dan jika memukul, membuat orang kesakitan. Dan beliau itulah contoh ahli ibadah sebenarnya”.

Ternyata gaya berjalan pun talah dicontohkan Rasulullah Shallalhu alaihi Wasallam secara sempurna. Yang mungkin sebagian orang menganggapnya perkara ringan dan sepele. Wallahu a’lam

Powered by: Wordpress | IdWebHost.com |
FreeWebSubmission.com| | ASR Technology |
© 2010 cara-muhammad.com
| Home | Hubungi kami |
Suffusion theme by Sayontan Sinha