bismillahirrahmanirrahim

Apakah kamu remaja muslim/muslimah yang sedang kesulitan untuk memelihara keimanan atau mensyiarkan Islam di tengah komunitas non muslim? atau mungkin teman-teman kamu sekarang anak-anak muslim yang ‘terlalu gaul’ sehingga melupakan ajarannya? atau mungkin saat ini kamu sedang belajar di negara orang yang mayoritas beragama non islam? Jika demikian, mohon luangkan waktu sedikit untuk membaca tips-tips berikut ini. Insya Allah ada hal positif yang bisa membantu kamu 🙂

  1. Luruskan dan niatkan setiap kegiatan kamu hanya untuk Allah SWT.
    Kapanpun, dimanapun dan apapun yang sedang kamu lakukan, baik sendirian maupun bersama teman-teman, usahakan selalu mengingat Allah SWT. Berdoalah dan niatkanlah semuanya hanya demi Allah SWT.
  2. Praktekkan selalu apa yang kamu katakan.
    Kerjakanlah selalu apa yang kamu katakan pada teman-teman. Yakinkan teman-teman kamu bahwa Islam memang menjadi panduan hidup dan selalu konsisten kamu kerjakan.
  3. Teladani Al-Qur’an dan Sirah Rosulullah SAW dalam mensyiarkan Islam.
    Banyak sekali pelajaran mengenai cara syiar Rasulullah SAW dalam menyebarkan Islam yang terdapat di Al-Qur’an dan Sirahnya. Gunakan itu sebagai panduan syiar Islam kamu.
  4. Jangan menilai teman kamu hanya dari wajah atau penampilannya.
    Terkadang wajah dan penampilan bisa menipu. Bisa saja teman kamu yang pendiam dan sopan ternyata punya pekerjaan sampingan sebagai penari striptis, atau sebaliknya, bisa saja teman kamu yang nyentrik dan gaul, ternyata adalah seorang muslim yang taat. Hadapilah setiap orang dengan sikap yang sama, seakan-akan kamu belum mengenal mereka.
  5. Tersenyumlah 🙂
    Banyak sekali kita jumpai muslim yang taat menunjukkan wajah serius bahkan terlihat sebal jika diantara kalangan non muslim. Salah! Seperti kata Pak Mario Teguh, Tersenyumlah! dan perhatikan apa yang terjadi 🙂
  6. Ambillah inisiatif pertama jika bepergian bersama mereka.
    Usahakan selalu ambil inisiatif pertama jika akan bepergian. Jauhkan teman-teman kamu dari tempat-tempat yang tidak baik.
  7. Tunjukkan pada mereka bahwa Islam itu tetap relevan kapanpun juga.
    Banyak orang yang beranggapan bahwa Islam itu kuno dan ketinggalan zaman. Tunjukkan pada mereka bahwa ajaran Islam itu relevan kapanpun juga.
  8. Ajaklah mereka untuk ikut kegiatan sosial bersama kamu.
    Ketika ada kegiatan amal atau sosial, ajaklah teman-teman kamu untuk ikut serta. Partisipasi mereka akan banyak berpengaruh positif pada kedekatan kamu dengan mereka, dan terbukanya hati mereka untuk menolong sesama.
  9. Tanyakan kepada mereka 4 hal mendasar.
    Pada setiap kesempatan, pancinglah mereka untuk menjawab 4 pertanyaan ajaib ini. Empat pertanyaan ini seringkali dapat dengan mudah mengarahkan pembicaraan kepada Allah dan Islam dengan halus.
    a. Apa tujuan hidup kamu dan apa yang membuat kamu bahagia secara jujur dari hati terdalam?
    b. Apa sih yang kamu percayai?
    c. Kepada siapa seharusnya kita berterimakasih atas semua nikmat ini?
    d. Apakah semua keberhasilan kamu sampai hari ini tanpa bantuan orang lain?
  10. Lakukan dan tunjukkan kepada mereka bahwa sholat 5 waktu itu terpenting dari semua kegiatan.
    Tunjukkan pada mereka bahwa sholat 5 waktu itu adalah yang terpenting dalam semua waktu kamu. Katakanlah pada mereka bahwa itulah saat-saat kita berhubungan langsung dengan Allah SWT dan saat itu, kita bisa meminta bantuan apapun kepada-Nya. Jika teman kamu sedang menghadapi masalah, ajaklah dia untuk berdoa atau bahkan ikut sholat dengan kamu.
  11. Angkatlah sikap-sikap orang dewasa yang positif di depan teman-temanmu.
    Seringkali anak-anak muda menganggap orang dewasa (termasuk orang tua mereka) kuno dan -maaf- ‘bodoh’. Tunjukkan rasa hormat kamu pada orang-orang dewasa dan pujilah sikap orang dewasa yang positif, misalnya: ketika ada yang menolong anak muda lain, atau ketika ada da’i yang memberikan dakwah yang menarik, atau ketika ada yang memberi sumbangan dana untuk bencana, dll. Hal-hal itu tidak hanya akan membuka perspektif baru bagi teman-teman kamu, tapi juga akan membuat mereka lebih hormat pada orang tua mereka. Ingatlah, hormat kepada orang tua sangat dinilai tinggi dalam Islam.
  12. Dukunglah dan bantulah teman kamu yang meneladani atau mulai mengikuti ajaran Islam.
    Ketika pada akhirnya ada seorang teman kamu yang tertarik dan berusaha mengikuti ajaran Islam, segera bantu dan dukunglah dia semaksimal mungkin. Hadirlah selalu di dekatnya agar imannya yang masih lemah terus terbina dengan kehadiran kamu.

Semoga hal-hal di atas bisa membantu kamu. Ingatlah bahwa dakwah itu bukan hak seorang muslim, tapi juga merupakan KEWAJIBAN kita. Setiap kita punya tugas untuk mensyiarkan cahaya Islam kepada siapapun juga, dimanapun kita berada dan siapapun teman-teman kita. Semoga Allah SWT selalu melindungi dan meridhoi langkah kita. Amiiin. Sukses teman-teman 🙂

alhamdulillahirabbilalamin

Referensi:

  1. http://www.soundvision.com/info/parenting/teens/12tips.asp
  2. Sheema Khan, seorang pendiri Muslim Youth of North America (MYNA) advisor for eastern Canada

bismillahirrahmanirrahim

Cinta adalah sebuah anugerah yang Allah SWT berikan pada setiap hati makhluknya. Sebagai manusia yang memiliki akal, kita harus bisa menempatkan cinta itu pada Allah SWT dan manusia yang tepat, manusia yang dapat membimbing kita meraih kebahagiaan di dunia dan di akhirat, yaitu Rasulullah SAW. Lalu bagaimanakah cara kita agar dapat mencintai Rasulullah SAW sepenuh hati? Berikut adalah cara mencintai beliau sesuai syari’at Islam serta mencontoh para salaf ash-sholih:

  1. Tauhidkan (Esa-kan) Allah. Rasulullah SAW diutus Allah SWT untuk menyeru kita kembali meyakini bahwa Allah adalah satu dan melarang kita mendekati syirik. Dengan tauhid yang kuat dalam dada kita, insya Allah kita akan mudah mendekatkan pada ajaran beliau.
  2. Ikuti ajaran Rasulullah SAW dan menjauhi larangannya. Manusia akan selalu taat kepada orang yang dicintainya. Begitu juga orang yang mencintai Rasulullah SAW yang mulia, ia akan selalu berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mengikuti jejak beliau, bersegera mewujudkan teladannya dan bersegera menjahui larangannya.
  3. Perbanyaklah shalawat dan salam kepada Rasulullah SAW. Bershalawat kepadanya memliki berbagai faedah dan manfaat diantaranya dapat mendatangkan kebajikan, dikabulkannya berbagai do’a, mendapatkan syafa’at, mendatangkan shalawat Allah atas hambanya, dan selamat dari kebakhilan.
  4. Bencilah orang yang Allah dan Rasul-Nya benci, musuhi orang yang memusuhi Allah dan Rasul-Nya, jauhi orang yang menyalahi sunnahnya, serta bencilah semua perkara yang menyalahi Syariat.
  5. Cintailah orang-0rang yang dicintai Rasulullah SAW. Rasulullah SAW sangat mencintai isteri-isterinya, keluarganya, sahabat-sahabatnya dan seluruh umat Islam yang berpegang teguh pada ajarannya, maka cintailah pula mereka semua.
  6. Benarkan dan yakinilah berita-berita yang beliau sampaikan.
  7. Laksanakan ibadah kepada Allah dengan tata-cara yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW, tanpa ditambah-tambah ataupun dikurangi
  8. Cintailah beliau SAW melebihi kecintaan kepada diri sendiri, keluarga dan seluruh manusia
  9. Belalah selalu ajaran Rasulullah SAW. Cara membela ajaran beliau adalah dengan menghafal, memahami dan mengamalkan hadits-hadits Rasulullah SAW. Hidupkan pula sunnahnya dan sebarkanlah kepada masyarakat.

Banyak sekali keutamaan yang akan kita dapatkan jika mencintai Rasulullah SAW sepenuh hati, diantaranya adalah:

  1. Mendapatkan kesempurnaan iman dan merupakan cara untuk mendapatkan kecintaan Allah SWT.
  2. Akan bersama Rasulullah SAW di Akhirat
  3. Akan merasakan manisnya iman. Manisnya keimanan adalah merasakan lezatnya segala ketaatan dan siap menunaikan beban agama serta mengutamakan itu daripada seluruh materi dunia.

Ya Allah Ya Rabbi, karuniakanlah kepada kami hati pencinta yang mencintai Rasul-Mu terkasih dengan sebenar-benarnya cinta sejati, yang bukan hanya pengakuan namun berupa pembuktian, yang menjadikan pertemuan dengannya sebagai sebuah kerinduan… Amiin.

alhamdulillahirabbilalaminReferensi:

  1. “Katakanlah (wahai Muhammad), “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri (atau suami-suami) dan kaum keluarga kelian, juga harta yang kalian usahakan dan perniagaan yang kalian khawatirkan kerugiannya, dan rumah tempat tinggal yang kalian sukai adalah lebih kalian cintai daripada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah hingga Allah mendatangkan keputusan-Nya (azab)-Nya. Allah tidak akan memberikan petunjuk kepada orang fasik (derhaka).” (QS at-Taubah : 24).
  2. Pada suatu hari Umar bin Khattab berkata kepada Rasulullah SAW, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau lebih aku cintai dari segala sesuatu kecuali dari diriku sendiri.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menjawab, “Tidak, demi Allah, hingga aku lebih engkau cintai daripada dirimu sendiri.” Maka berkatalah Umar, “Demi Allah, sekarang engkau lebih aku cintai daripada diriku sendiri!” (HR. Al-Bukhari).
  3. “Demi Allah, salah seorang dari kalian tidak akan dianggap beriman hingga diriku lebih dia cintai dari pada orang tua, anaknya dan seluruh manusia.” (HR. Al-Bukhari)
  4. Dari Anas bin Malik RA, “Ada seseorang yang bertanya kepada Nabi SAW tentang hari kiamat, “Kapankah kiamat datang?” Nabi pun SAW menjawab, “Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?” Orang itu menjawab, “Wahai Rasulullah, aku belum mempersiapkan shalat dan puasa yang banyak, hanya saja aku mencintai Allah dan Rasul-Nya SAW” Maka Rasulullah SAW pun bersabda, “Seseorang (di hari kiamat) akan bersama orang yang dicintainya, dan engkau akan bersama yang engkau cintai.” Anas pun berkata, “Kami tidak lebih bahagia daripada mendengarkan sabda Nabi SAW, ‘Engkau akan bersama orang yang engkau cintai.’” Anas kembali berkata, “Aku mencintai Nabi SAW, Abu Bakar dan Umar, maka aku berharap akan bisa bersama mereka (di hari kiamat), dengan cintaku ini kepada mereka, meskipun aku sendiri belum (bisa) beramal sebanyak amalan mereka.” (HR. Al-Bukhari)
  5. Dari Anas bin Malik ra., dari Nabi saw., beliau bersabda: “Ada tiga hal, barang siapa melaksanakan ketiga-tiganya maka ia akan merasakan kelezatan iman: Orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya melebihi cinta kepada yang lain, orang yang mencintai orang lain hanya karena Allah dan orang yang benci untuk kembali kekafiran sebagaimana benci untuk masuk ke dalam neraka.”(HR. Bukhari).
  6. “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus di kalangan tiap-tiap umat seorang rasul (agar menyeru mereka). Hendaklah kamu menyembah Allah dan jauhi Taghut.” (QS al-Nahl : 36)
  7. “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan”. (QS. Al Anfaal (8): 24).
  8. “Apa yang Rasul perintahkan kjepada kalian, terimalah; apa yang Beliau larang atas kalian, tinggalkanlah”. (QS al-Hasyr : 7).
  9. “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya berselawat kepada Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu kepada Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” [QS Al-Ahzaab: 56]
  10. Dari Abu Hurairah, ia berkata: “Rasulullah SAW. pernah bersabda: ‘Celakalah orang yang mendengar namaku disebut ia tidak mau bershalawat kepadaku, celakalah orang yang pada saat bulan Ramadhan datang, lalu berlalu begitu saja sebelum memperoleh ampunan, dan celakalah orang yang mendapatkan kedua orang tuanya telah tua, tetapi tidak menjadikan ia masuk surga.” (HR. Tirmidz)
  11. “Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang (perintah) Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu ialah bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka (yang setia) itu, Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka…” (QS Al-Mujaadilah : 22).
  12. “Dan tiadalah yang diucapkannya itu, menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (QS. An-Najm: 3-4)
  13. “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu.” (QS. Al-Ahzab: 21).
  14. Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang melakukan suatu amalan yang tidak sesuai dengan petunjukku, maka amalan itu akan ditolak.” (HR. Muslim)
  15. “Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri” (QS. Al Ahdzab: 6)
  16. “Tidaklah sepatutnya bagi penduduk Madinah dan orang-orang Badwi yang berdiam di sekitar mereka, tidak turut menyertai Rasulullah (pergi berperang) dan tidak patut (pula) bagi mereka lebih mencintai diri mereka daripada mencintai diri Rasul. Yang demikian itu ialah karena mereka tidak ditimpa kehausan, kepayahan dan kelaparan pada jalan Allah. Dan tidak (pula) menginjak suatu tempat yang membangkitkan amarah orang-orang kafir, dan tidak menimpakan suatu bencana kepada musuh, melainkan dituliskanlah bagi mereka dengan yang demikian itu suatu amal saleh. Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik.” (QS. At Taubah: 120)
  17. Dari ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz beliau pernah menulis surat kepada Abu Bakr bin Hazm: “Perhatikanlah mana yang merupakan Hadits Rasulullah hendaklah kamu tulis karena aku khawatir musnahnya ilmu agama ini dan lenyapnya para ulama. Janganlah engkau terima riwayat selain Hadits Nabi saw. dan hendaklah kalian sebarkan ilmu Hadits ini dan hendaklah kalian duduk untuk mempelajarinya sampai orang yang tidak tahu diajari sebab ilmu ini tidak akan musnah sampai menjadi barang yang asing.” (HR. Bukhari)
  18. Huquq An-Nabi ‘Ala Umatihi Fi Dha’il Kitab Was Sunnah. Dr. Muhammad Khalifah Al-Tamimi
  19. Mahabbatu An-Nabi Wa Ta’zimuhu. Fahd bin Abdullah Al-Habisyi.
  20. http://www.pks-arabsaudi.org/pip//?pilih=lihat&id=203

bismillahirrahmanirrahim

Saling berkunjung dan bertamu adalah hal yang biasa terjadi. Bertamu bisa dilakukan kepada siapa saja, baik kepada sanak famili, tetangga, rekan kerja, teman sebaya bahkan kepada orang yang belum kita kenal. Namun, banyak di antara kita yang melupakan atau belum mengetahui adab-adab dalam bertamu, dimana syari’at Islam yang lengkap telah memiliki tuntunan tersendiri dalam hal ini. Alangkah baiknya jika kita mencontoh Rasulullah SAW, sebagaimana teladannya dalam bertamu sebagai berikut:

  1. Mintalah izin untuk masuk rumah (bertamu) maksimal 3x. Jika kita ingin masuk ke rumah seseorang, maka mintalah izin paling banyak 3x. Jika setelah meminta izin 3x, masih juga tidak diperbolehkan masuk, maka kita harus undur diri (pulang).
  2. Ucapkan salam ketika meminta izin masuk. Terkadang kita bertamu dengan memanggil-manggil nama orang yang hendak kita temui bahkan terkadang menggunakan sebutan yang kurang sopan. Rasulullah SAW mengajarkan bahwa ucapan salam (Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh) adalah yang terbaik ketika meminta izin masuk.
  3. Ketuklah pintu rumah dengan cara yang baik dan tidak mengganggu. Ketuklah pintu rumah dengan cara tanpa berlebihan, baik dalam suara maupun cara mengetuknya. Dalam salah satu hadits, diceritakan bahwa di masa Rasulullah SAW, para sahabat mengetuk pintu dengan kuku jari tangan.
  4. Ambillah posisi berdiri dengan tidak menghadap pintu masuk. Sebaiknya posisi berdiri tamu tidak persis di depan pintu dengan menghadap ke ruangan. Sikap ini untuk menghormati pemilik rumah dalam mempersiapkan dirinya ketika menerima tamu. Ambillah posisi menghadap ke samping sambil mengucap salam. Dengan posisi tersebut, ketika pintu terbuka, apa yang ada di dalam rumah tidak langsung terlihat oleh tamu sebelum diizinkan oleh pemilik rumah.
  5. Jangan mengintip ke dalam rumah. Terkadang kita berusaha mengintip ke dalam rumah ketika penasaran apa ada orang di dalam rumah. Padahal Rasulullah SAW sangat membenci sikap seperti ini karena tidak menghormati pemilik rumah.
  6. Pulanglah jika kita disuruh pulang. Jika kita diminta pulang oleh pemilik rumah, maka kita harus segera mematuhinya tanpa merasa tersinggung karena hal tersebut adalah hak si pemilik rumah.
  7. Jawablah dengan nama jelas jika pemilik rumah bertanya “Siapa?”. Ketika pemilik rumah menanyakan nama kita, jawablah dengan nama kita secara jelas, jangan hanya “saya” atau “aku” saja.

What is Ultra Pure Synthetic Urine?

Ultra pure synthetic urine is a laboratory-made substance designed to mimic the chemical composition and physical properties of human urine. It is primarily used in situations where real urine is needed for testing purposes but may be unavailable or impractical to obtain.

Why is Ultra Pure Synthetic Urine Used?

Employment screening, drug testing, and medical diagnostics are some of the key reasons why ultra pure synthetic urine is utilized. Employers often require urine samples from job applicants or employees to screen for drug use, while medical professionals may use synthetic urine for calibration and testing purposes.

Composition of Ultra Pure Synthetic Urine

Ultra pure synthetic urine is formulated to closely resemble natural urine in terms of pH, specific gravity, creatinine levels, and other chemical markers. It typically contains a blend of water, urea, uric acid, creatinine, and other compounds found in real urine.

How to Use Ultra Pure Synthetic Urine

Preparing and using synthetic urine involves following specific instructions provided by the manufacturer. This typically includes heating the urine to body temperature, ensuring proper storage conditions, and discreetly delivering the sample during testing.

Legal Implications

The use of synthetic urine raises legal concerns, particularly in contexts where drug testing is mandated by law. While some jurisdictions prohibit the use of synthetic urine for cheating drug tests, others may have less stringent regulations.

Quality Assurance

Various brands and manufacturers produce ultra pure synthetic urine, each claiming to offer a reliable and effective product. However, the quality and consistency of these products can vary, making it essential for consumers to research and choose reputable brands.

Common Misconceptions

There are several misconceptions surrounding the use of synthetic urine, including beliefs about detection methods and the reliability of testing procedures. While synthetic urine may evade certain detection techniques, advances in testing technology continue to pose challenges for users.

Ethical Considerations

The use of synthetic urine raises ethical questions regarding integrity in testing and fairness in employment practices. Employers and testing agencies must balance the need for accurate screening with respect for individual privacy and rights.

Alternatives to Ultra Pure Synthetic Urine

For those seeking alternatives to synthetic urine, detoxification methods and lifestyle changes may offer viable options. These may include abstaining from drug use, undergoing detox programs, or adopting healthier habits to cleanse the body naturally.

Future of Synthetic Urine

The future of synthetic urine lies in technological advancements and regulatory changes aimed at enhancing the accuracy and reliability of testing procedures. Continued research and innovation in this field may lead to more sophisticated synthetic urine products and improved testing protocols.

Semoga hal-hal yang nampak sederhana, namun penting di atas dapat kita teladani dengan baik. Amin.

alhamdulillahirabbilalaminReferensi:

  1. “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat.” (QS. An-Nuur [24]: 27)
  2. “Jika kamu tidak menemui seorangpun di dalamnya, maka janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapat izin. Dan jika dikatakan kepadamu: Kembali (saja)lah, maka hendaklah kamu kembali. Itu bersih bagimu dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. An-Nuur [24]: 28)
  3. Dari Abu Musa Al-Asy’ary radhiallahu’anhu, dia berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Minta izin masuk rumah itu tiga kali, jika diizinkan untuk kamu (masuklah) dan jika tidak maka pulanglah!’” (HR. Bukhari dan Muslim)
  4. Dari Kildah ibn al-Hambal radhiallahu’anhu, ia berkata,“Aku mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu aku masuk ke rumahnya tanpa mengucap salam. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Keluar dan ulangi lagi dengan mengucapkan ‘assalamu’alaikum’, boleh aku masuk?’” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi berkata: Hadits Hasan)
  5. “Sesungguhnya disyari’atkan minta izin adalah karena untuk menjaga pandangan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
  6. Dari Anas bin Malik radhiallahu’anhu: “Kami di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengetuk pintu dengan kuku-kuku.” (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrod bab Mengetuk Pintu)
  7. “Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila mendatangi pintu suatu kaum, beliau tidak menghadapkan wajahnya di depan pintu, tetapi berada di sebelah kanan atau kirinya dan mengucapkan assalamu’alaikum… assalamu’alaikum…” (HR. Abu Dawud, shohih)
  8. “Andaikan ada orang melihatmu di rumah tanpa izin, engkau melemparnya dengan batu kecil lalu kamu cungkil matanya, maka tidak ada dosa bagimu.” (HR. Bukhari Kitabul Isti’dzan)
  9. “Dari Anas bin Malik radhiallahu’anhu sesungguhnya ada seorang laki-laki mengintip sebagian kamar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu nabi berdiri menuju kepadanya dengan membawa anak panah yang lebar atau beberapa anak panah yang lebar, dan seakan-akan aku melihat beliau menanti peluang ntuk menusuk orang itu.” (HR. Bukhari Kitabul Isti’dzan)
  10. “Aku mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka aku mengetuk pintu, lalu beliau bertanya, ‘Siapa?’ Maka Aku menjawab, ‘Saya.’ Lalu beliau bertanya, ‘Saya, saya?’ Sepertinya beliau tidak suka.” (HR. Bukhari dan Muslim)
  11. Majalah Al Furqon edisi 2 Tahun II 1423 H, Terjemah Riyadush Shalihin, takhrij Syaikh M. Nashiruddin Al Albani jilid 2. Imam Nawawi. Cetakan Duta Ilmu. 2003
  12. http://muslimah.or.id/akhlaq/bertamu-dengan-cara-nabi-shallallahu-alaihi-wa-sallam.html
Powered by: Wordpress | IdWebHost.com |
FreeWebSubmission.com| | ASR Technology |
© 2010 cara-muhammad.com
| Home | Hubungi kami |
Suffusion theme by Sayontan Sinha